POTENSI DESA NYALIAN
Potensi Desa Nyalian merupakan gambaran mengenai segala potensi yang dapat mendukung pengembangan Desa Nyalian sebagai Desa yang dapat secara mandiri dan efisien dalam memberdayakan Sumber Daya Alam maupun Sumber Daya Manusia yang dimiliki. Pemilihan potensi Desa Nyalian didasarkan pada hasil observasi dan informasi yang didapat melalui wawancara maupun keterangan masyarakat secara mendalam. Adapun potensi yang dimaksud adalah sebagai berikut.
Potensi sosial budaya adalah potensi berupa keadaan aktivitas sosial masyarakat dan budaya secara keseluruhan. Potensi sosial budaya dikategorikan menjadi dua, yaitu potensi berwujud dan potensi tidak berwujud. Adapun potensi sosial budaya Desa Nyalian dapat dijabarkan sebagai berikut.
1.1 Berwujud (Tangible)
a. Pura
Terdapat Pura di Desa Nyalian yang memiliki daya tarik yang sangat unik dan sejarah yang menarik, yaitu Pura Pucak Sari. Pura tersebut memiliki beberapa mitologi-mitologi mistis tentang khasiat jika bersembahyang di pura tersebut, salah satunya adalah dapat menyembuhkan segala penyakit. Selain hal tersebut masyarakat desa setempat mayakini betul di Pura tersebut banyak terdapat pejuang kemerdekaan seperti Tentara-tentara perang beserta Komando pasukan yang tak kasat mata (dunia gaib). Hal ini telah banyak terbukti dari masyarakat Desa bahkan Luar desa yang banyak melakukan persembahyangan sebelum mereka melakukan pelatihan militer. Banyak juga orang sakit yang disembuhkan setelah bersembahyang di Pura Ini. Beberapa kejadian tersebut menjadi contoh kecil akan keangkeran Pura Pucak Sari yang berlokasi di sebuah bukit batas selatan Desa Nyalian. Terdapat Arca peninggalan Nenek Moyang masyarakat Desa Nyalian yang dianggap suci bagi masyarakat sekitar.
Selain itu terdapat juga Pura Merajan Agung yang merupakan Pura Kuno peninggalan kejayaan Kerajaan Nyalian pada masa itu. Ada beberapa literatur yang menyebutkan bahwa Kerajaan Nyalian merupakan kerajaan besar setelah runtuhnya Kerajaan Satria Taman Bali di Desa Nyalian. Yang mana luas kekuasaannya sampai di kawasan Batur Kintamani Kabupaten Bangli, maka tak heran Ornamen yang menghiasi Bangunan-bangunan suci / pelinggih memiliki esetika yang tinggi.
Berdasarkan historis berdirinya Kerajaan Nyalian saat ini, erat kaitannya dengan Kerajaan Klungkung, Bangli dan Gianyar. Konon Desa Nyalian dulu merupakan daerah kekuasaan Kerajaan Bangli yang terdapat sebuah Kerajaan Nyalian yang dirajai oleh I Dewa Tangkeban. Suatu ketika raja Gianyar pada masa itu I Dewa Mangis ingin menyingkirkan Kerajaan Tulikup dengan raja Duagung Panji yang tidak lain merupakan Paman dari Duagung Putra raja Kerajaan Klungkung pada waktu itu. Padahal IDewa Mangis jugalah yang memberikan tempat di Tulikup karena adanya perebutan tahta dengan Duagung Putra di Kerajaan Klungkung. Niat I Dewa Mangis itu timbul karena ternyata meluasnya kekuasaan Duagung Panji karena disegani oleh masyarakat Gianyar.
Ketakutan tersebut menumbuhkan niat I Dewa Mangis untuk membunuh Duagung Panji dengan Keris Kilobar pusaka I Dewa Tangkeban Raja Nyalian kala itu. Merasa dirinya tidak mungkin meminjam keris tersebut, Menghadaplah ia kepada Duagung Putra untuk bersedia meminjam keris Kilobar kepada I Dewa Tangkeban. Sayangnya niat I Dewa Mangis tersebut telah diketahui oleh I Dewa Tangkeban dan tidak bersedia meminjamkan Keris tersebut kepada Duagung Putra. Hal tersebut membuat Duagung Putra murka, dan mengundang Duagung Panji bertemu di Desa Anjingan untuk meminta bantuan memerangi Kerajaan Nyalian. Duagung Panjipun bersedia, danmenyusun rencana peperangan dimana Kerajaan Klungkung akan menyerang dari timur, dan Kerajaan Tulikup dari selatan. Peperangan berlangsuh hebat di Alang Sanja Desa Tusan, dengan berujung gugurnya I Dewa Tangkeban karena menelan Keris Kilobar miliknya. Itu ia lakukan agar Keris miliknya tidak direbut oleh Duagung Putra dan memberikannya kepada I Dewa Mangis.
Dengan kalahnya I Dewa Tangkeban, membuat ada kekosongan pemerintahan di Desa Nyalian, diutuslah I Gusti Gede Garong beserta beberapa warga pengikut oleh Raja Gianyar untuk mengisi pemerintahan di Desa Nyalian. Beberapa waktu kemudian terjadi kekacauan di Desa Nyalian, perang antar saudara dll, sehingga membuat I Gusti Gede Garong menghadap kepada Raja Gianyar melaporkan tidak bisa lagi memimpin masyarakat di Nyalian. Mendengar pernyataan tersebut barulah Raja Gianyar mengutus keturunan Duagung Panji yang bergelar Duagung Putu untuk mendirikan Kerajaan kembali di Desa Nyalian dan menguasai seluruh penduduk yang dulunya menjadi pengikut I Gusti Gede Garong.
Perjalanan Duagung Putu ke Desa Nyalian datang dari Anjingan lurus ke utara, disebutlah daerah tersebut sebagai Desa Beneng, kemudian kembai Ngetakan (menggiatkan) perjalannannya, disebutlah tempat itu Desa Getakan. di utara tempat itu beliau membangun Payogan (Pertapaan) dengan meratakan sebuah Bukit, disebutlah tempat itu dengan Gunung Rata. Setelah dirasa sudah dekat, Duagung Putu semakin menggalakkan (Ngalakang) perjalanannya, disebutlah tempat itu dengan Desa Palak, baru beliau sampai di Desa Nyalian dengan menyebrak Lembah / Tukad. Semenjak mepemerintahan Ida Duagung Putu Desa Nyalian menjadi tentram sentosa hingga saat ini.
Kerajaan Nyalian tersebut menyisakan keturunan serta Bangunan-bangunan yang bernilai histori dan kaya akan makna di setiap ornamen yang menghiasinya. Pengolahan arsitektur dengan dekorasi dan konsep seni yang tinggi mencirikan kerajaan Nyalian silam memiliki jiwa estetika yang tinggi, namun dikemas beragam simbilisme yang memiliki nilai pendidikan, sosial, dan spiritual yang sarat.
b. Arca
Arca peninggalan nenek moyang masyarakat saat ini status umurnya masih belum diketahui dan masih diteliti oleh Dinas Purbakala Provinsi Bali. Arca tersebut memiliki sejarah yang menarik bagi wisatawan yang berkunjung, dimana menggambarkan berbagai cerita serta mitologi masyarakat Desa Nyalian. Arca tersebut masih disimpan di salah satu Pura yang berada di Desa Nyalian yaitu di Pura Pucak Sari, Pura Dalem serta Pura Merajan Agung Puri Nyalian. Karena dianggap bersifat Sakral bagi masyarakat Desa Nyalian, maka untuk melihat Arca tersebut perlu dibatasi, sesuai dengan ketentuan Adat yang telah ditentukan.
c. Kesenian Tradisional
Adapun kesenian tradisional yang terdapat di Desa Nyalian antara lain:
1.2 Tidak Berwujud (Intangible) Sejarah
Sejarah Desa Nyalian, menjadi sebuah daya tarik wisata yang layak dan patut untuk ditawarkan. Hal ini mengingat keberadaan sejumlah Arca peninggalan Nenek Moyang Desa Nyalian, prasasti sejarah, dan sejumlah tempat lain yang memiliki sejarah yang unik. Disamping itu terdapat cerita yang jelas dan menarik sehingga menjadi nilai tambah dalam proses penawaran paket wisata kepada wisatawan.
1.2.1 Tradisi Setempat
Keragaman tradisi yang melekat dan menjadi kebiasaan untuk dilaksanakan masyarakat adalah sebuah potensi yang layak untuk dikembangkan. Masyarakat di Desa Nyalian memiliki tradisi yang khas dan berbeda dengan desa lain yang ada di Bali. Adapun tradisi tersebut adalah Taria atau Sesolahan Ratu Sang Hyang Jaran Mesiram pada hari-hari yang tidak ditentukan saat Upacara Piodalan di Pura Kahyangan yang ada di Desa Nyalian. Tradisi yang dimaksud adalah terjadinya kesurupan media Pemundut (orang pilihan) oleh Ratu Sanghyang Jaran, dengan disimbolkan dengan benda keramat berkepala kuda. Selanjutnya dilantunkan nyanyian khusus dan seketika itu Pemundut tersebut akan bermain dan menari di tengah bara api kulit kelapa memegang simbolis Sang Hyang tersebut.
1.2.2 Aktivitas Mata Pencaharian Masyarakat
Aktivitas pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat sangat dinamis kendati sebagian besar mengandalkan sektor pertanian dan peternakan sebagai tumpuan, namun ada juga beberapa yang bekerja di bidang Karyawan Swasta, ASN dll. Aktivitas penggarapan pertanian dan peternakan masih dilakukan secara tradisional, sehingga dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Kegiatan masyarakat tersebut merupakan pola mata pencaharian yang sebagian besar pergerakan masyarakat dalam aktivitasnya sehari-hari adalah mulai dari pagi sampai sore hari. Selain itu dalam mengatur aktivitas di Desa Nyalian juga telah diterapkan awig-awig secara baik.
1.2.3 Hubungan Sosial Budaya Masyarakat
Hubungan sosial budaya masyarakat tercermin dalam hubungan antarpengempon semua pura yang masih kental dijiwai semangat kekeluargaan. Kondisi ini diwadahi dalam organisasi tradisonal yang merupakan kumpulan beberapa masyarakat Desa Pakraman yang melaksanakan upacara. Organisasi tradisional ini mencerminkan implementasi Tri Hita Karana, yang dilandasi oleh hubungan antar penyungsung Pura yang ada di Desa Subaya dengan Pura Ratu Pingit (bidang Parhyangan), hubungan antara masyarakat pengemong masing-masing pura (bidang Pawongan), dan hubungan antara pengemong pura dengan tanah (pelaba) pura atau kawasan pura yang berlokasi di Desa Subaya (bidang Palemahan).
Dengan karakter wilayah yang merupakan daerah perdesaan dan pegunungan, Desa Nyalian cenderung memiliki keragaman yang tinggi, terlebih lagi daerah ini terdapat kawasan hutan yang masih alami. Dengan kondisi ini, potensi ekologis yang ada di Desa Nyalian digambarkan kedalam keragaman flora dan fauna, potensi alamiah, dan potensi hidrologi. Secara lebih jelas dijelaskan sebagai berikut.
Di Desa Nyalian terdapat beranekaragam jenis tanaman, yang berfungsi sebagai tanaman pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan pendorong kebutuhan ekonomi masyarakat Desa Nyakian. Tanaman tersebut dapat berupa buah-buahan dan kayu-kayuan. Keragaman flora tersebut terletak dari satu tempat ke tempat lain yang bersifat menyebar, yang secara umum terletak pada dataran tinggi.
Fauna
Di Desa Nyalian terdapat beberapa jenis fauna di antaranya yaitu : kupu-kupu, lebah madu, landak, kelelawar, rase, trenggiling, dan tupai. Berdasarkan data monografi desa 2018, sampai saat ini yang telah tercatat sebanyak 8 satwa liar telah tinggal di areal perhutanan Desa Nyalian. Hewan-hewan tersebut antara lain adalah : Lutung, Kera, Ular, Iguana, Tupai, Anjing Hutan, Musang dan Kucing Hutan.
Areal Perhutanan
Areal perhutanan yang terletak di sekeliling areal Desa Nyalian. Areal perhutanan tersebut memberikan pemandangan alam yang hijau dan masih alami, serta panorama alam perbukitan dengan keanekaragaman flora, pemandangan lahan pertanian penduduk setempat, dan pemandangan Pura yang memiliki suasana religius. Selain itu di areal perhutanan merupakan tempat pengamatan aktivitas hewan dimana dapat menyaksikan beberapa binatang hutan.
Air Terjun Pesiraman
Merupakan air terjun yang terletak lembah di perbatasan antara Desa Nyalian dengan Desa Kuning. Akses menuju air terjun ini melewati jalan perbukitan dan pegunungan serta semak belukar yang dapat dicapai dengan cara berjalan kaki. Ciri khas dari air terjun ini adalah mempunyai tinggi kurang lebih 40 meter dan kondisinya masih sangat alami, dimana lokasi air terjun tersebut berada ditengah dua tebing tinggi yang masih alami. Selain itu di tengah jalur menuju air terjun tersebut, terdapat tempat pengamatan aktivitas hewan dimana dapat menyaksikan beberapa binatang seperti, Musang, Tupai dan Kera.
Lembah / Tukad Dedari
Merupakan Lembah/Tukad yang berlokasi di sebelah timur Desa Nyalian dan memiliki panorama berupa pemandangan alam yang sangat indah serta mata air yang jernih. Akses yang dapat dilalui dengan cara menggunakan kendaraan roda dua sampai dengan areal persawahan Dedari, selanjutnya dapat ditempuh dengan berjalan kaki 200 meter untuk sampai ke lokasi, dengan melewati jalan bebatuan dan jalan setapak. Tukad Dedari memiliki daya tarik berupa pemandangan lembah dan dapat menyusuri sungai sambil menikmati tantangan yang memicu adrenalin.
Mata Air Tirta Arum
Mata air ini terletak di lembah /tukad yang beradan di sebelah barat Desa Nyalian, berbatasan dengan Desa Tamanbali tang disebut tukad Tirtha Arum. Mata Air Tirtha Arum memiliki sejarah historis yang menjadi mitologi masyarakat setempat. Air yang dikeluarkan sangat jernih dengan debit air yang cukup besar dan dapat langsunng dikonsumsi. Di samping itu mata air ini digunakan untuk kegiatan ritual keagamaan dan kegiatan lainnya seperti pemandian spiritual, dll. Mata air tesebut memiliki kondisi dan cerita yang unik untuk dapat dikembangkan menjadi paket wisata Desa Nyalian dan di tawarkan kepada wisatawan.
Mata Air Tegalwangi
Mata air Tegalwangi ini memiliki fungsi pokok untuk melayani kegiatan mandi, cuci dan minum warga. Sumber mata air ini telah dimanfaatkan oleh seluruh anggota masyarakat yang ada di Desa Nyalian. Mata air tersebut memiliki daya tarik sendiri yaitu, berada di areal pertebingan yang berada di pangkal jurang sumhai Tegalwangi serta perhutanan yang memiliki daya tarik berupa pemandangan yang masih alami.
Mata Air Tadah Uwuk
Terletak di sebelah lembah barat Desa Nyalian, Mata Air ini juga dipercaya memiliki mitologi khusus mengingat tempatnya yang berada tepat dibawah kuburan, sehingga disebut dengan Tadah Uwuk. Mata air ini sering digunakan oleh masyarakat untuk Permandian Suci, dan konsumsi air minum, terutama masyarakat yang memiliki kebun yang berada disekitar mata air ini. Kondisi jalan menuju ke sumber mata air ini berupa jalan otmik yang melalui areal persawahan masyarakat Desa Nyalian. Mata air ini juga menyumbang debit air yang cukup besar dan alirannya menjadi air terjun yan indah disaksikan dari dasar jurang.